Minggu, 06 Juli 2008

semangat yah

''Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.'' (QS Al-Insyiroh
[94]: 5-6).


Banyak orang yang optimistis memandang masa depan; ia yakin segala
keinginannya akan terwujud. Namun, ketika mendapatkan hambatan,
ujian, dan cobaan, ia tak sanggup lagi meneruskan perjuangan untuk
menggapai cita-citanya itu Read more

Tak berhenti di situ, ia membuat kesimpulan: bahwa itu bukan
jodohku, ini bukan jalanku, aku tidak cocok di sini, tidak pantas
menjadi itu, dan masih banyak lagi alasan lain yang membuat
seseorang menjadi kehilangan semangat. Ia menjadi patah arang, atau
bahkan frustrasi.

Sungguh kasihan orang seperti ini! Padahal, Allah
menjanjikan 'nikmat' lain: bahwa setelah kesulitan itu pasti akan
datang kemudahan. Ia tidak dapat menikmati karunia Allah yang telah
diberikan kepada setiap hambanya termasuk potensi yang dimilikinya.
Lalu bagaimana solusinya?

Sebenarnya banyak ayat Alquran yang menegaskan agar kita jangan
berputus asa. Begitu pula hadis-hadis yang dikemukakan Rasulullah
SAW. Salah satu ayat yang berkaitan dengan itu adalah surat Al-
Insyiroh ayat 5 dan 6 yang berbunyi, ''Maka, sesungguhnya beserta
kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada
kemudahan.''

Pada ayat-ayat tersebut terdapat kata inna atau 'sesungguhnya' , kata
yang biasa digunakan untuk memperkuat dan menegaskan terhadap lafal
dalam bahasa Arab, tak terkecuali dengan ayat-ayat di atas. Terlebih
ayat tersebut dinyatakan dua kali. Subhanallah!

Tak perlu dijelaskan arti sebuah kesulitan atau kegagalan, tapi dua
ayat itu cukup untuk memotivasi kepada kita agar selalu tetap
semangat menghadapi setiap masalah. Karena sesungguhnya, pertolongan
Allah itu dekat. Mungkin tahun ini gagal masuk perguruan tinggi
impian, tapi siapa tahu justru kegagalan itulah yang menuntun kita
ke sukses lain yang lebih besar.

Meski masa depan itu samar, tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT
dan hamba-hamba- Nya yang Ia kehendaki, tetapi kita dianjurkan
mempersiapkan segala hal untuk menghadapi kemungkinan- kemungkinan
yang ada. Maka dari itu, selayaknyalah kita mengarahkan tujuan kita
hanya kepada Allah.

Segala sesuatunya ikhlas karena Allah. Semuanya dilakukan untuk
menggapai rahmat Allah SWT. Karena keinginan atau cita-cita selain
kepada Allah itu batil, sia-sia, dan rugi, karena bagaimanapun juga
kita akan kembali pada-Nya. Mari menyongsong masa depan yang lebih
cerah yang dinaungi dengan rahmat dan ridha Allah.