Selasa, 27 Mei 2008

Abd bin Mas'ud 2

Sabda Rasulullah Saw., “Siapa yang ingin membaca Al Qur’an dengan baik seperti diturunkan Allah, bacalah seperti bacaan lbnu Ummi ‘Abd (‘Abdullab bin Mas’ud. Pendidikan Rasulullah kepadanya, diterapkan ‘Abdullah dalam dirinya dengan disiplin kuat dalam segala situasi dan kondisi. Sampai-sarnpai orang mengatakan, “karakter dan akhlak ‘Abdullah bin Mas’ud paling mirip dengan akhlak Rasul ullah “.Di samping itu, dia belajar di Madrasah Rasulullah. Read more

Karena itu memang pantas dia menjadi sahabat yang sangat baik membaca Qur’án, sanqat paham maknanya, dan sangat ‘alim tentang syari’at Islam.

Sebuah berita kami sajikan untuk membuktikan hal itu.Ketika Khalifah ‘Umar bin Khaththab berada di ‘Ara fah, tiba-tiba seorang laki-laki datang menghadap beliau seraya berkata, “Ya, Amirul Mu’minin! Saya datang dari Kufah sengaja untuk menghadap Anda. Di sana ada seorang yang mahir Al Qur’an seutuhnya di luar kepala. Bagaimana pendapat Anda tentang orang itu?”

Umar marah mendengar pertanyaan itu. Belum pernah dia semarah itu, sehingga dia menarik nafas panjang panjang.“Siapa dia?” tanya ‘Umar.
‘Abdullah bin Mas’ud,”jawab orang itu.
Kemarahan ‘Umar mendadak padam. Seketika itu juga mukanya kembali cerah.
Kata ‘Umar, “Demi Allah! Setahu saya tidak ada lagi orang yang lebih ‘alim daripadanya dalam urusan itu. Akan saya ceritakan kepada Anda satu kisah mengenai nya.

Pada suatu malam Rasulullah bercincang-bincang di rumah Abu Bakar membicarakan urusan kaum muslimin. Saya turut dalam pembicaraan tersebut. Selesai berbincang-bincang, Rasulullah pergi. Saya dan Abu Ba kar pergi pula mengikuti beliau. Tiba-tiba kami melihat seseorang — mula-mula tidak kami kenali — sedang shalat di masjid. Rasulullah berdiri mendengarkan bacaan orang itu. Kemudian beliau berpaling dan berkata kepada kami, “Siapa yang ingin membaca Qur’an dengari baik seperti diturunkan Allah, bacalah seperti bacaan Ibnu Ummi ‘Abd (‘Abdullah bin Mas’ud).

”Kemudian ‘Abdullah duduk dan mendo‘a. Rasullullah rnengaminkan do’anya.“Saya berkata dalam hati,” kata ‘Umar selanjutnya, “Demi Allah! Besok pagi saya akan mendatangi ‘Abdullah bin Mas’ud memberi kabar gembira kepadanya bahwa Rasulullah mengaminkan do’anya. Ketika saya mendatanginya besok pagi, kiranya Abu Bakar telah lebih dahulu menyampaikan kabar gembira itu kepada ‘Abdullah.

Abu Bakar memang selalu lebih cepat daripada saya dalam soal kebaikan.”‘Abdullah bin Mas’ud pernah berkata tentang pengetahuannya mengenai Kitabuflah (Al Qur’an) sebagai berikut:“Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia! Tiada satu ayat pun dalam Al Qur’an, melainkan aku tahu di mana diturunkan dan dalam situasi bagaimana. Seandainya ada orang yang lebih tahu daripada saya, niscaya saya datang belajar kepadanya.”‘Abdullah bin Mas’ud tidak berlebihan dengan ucapannya itu.

Cerita ‘Umar bin Khaththab di bawah ini memperkuat ucapan ‘Abdullah tersebut.
Pada suatu malam ketika Khalifah ‘Umar bin Khathab sedang dalam suatu perjalanan, beliau bertemu dengan sebuah kafilah. Malam sangat gelap bagaikan beratap kemah, menutup pandangan setiap pengendara. ‘Abdullah bin Mas’ud berada dalarn kafilah tersebut.
Khalifah ‘Umar memerintahkan seorang ajudan supaya menanya kafilah.“Hai, kafilah! Dari mana kalian?” teriaknya bertanya.“Min fajjil ‘amiq” (dari lembah nan dalam), jawab ‘Abdullah.
“Hendak ke mana kalian?”
“Ke Baitul ‘Atiq” (ke rumah tua =Baitullah), jawab ‘Abdullah.
Kata ‘Umar, ‘Di antara mereka pasti ada orang yang sangat ‘alim.`
Kemudian diperintahkannya pula menanyakan, “Ayat Qur’an manakah yang paling agung?”
Jawab ‘Abdullah,“(Allah, tiada Tuban selain Dia; Yang Maha Hidup Kekal, lagi terus menerus mengurus (rnakhluk-Nya): tidak mengantuk dan tidak pula tidur…). Al-Baqarah: 255).

Tanyakan pula kepada mereka, ayat Qur’an manakah yang lebih kuat hukumnya?” kata ‘Umar memerintah.
Jawab ‘Abdullah,.(Sesungguhnya Allah memerintah kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi . kepada kaum kerabat, dan Allah melarang kamu dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran)” (An Nahl; 16:9)

“Tanyakan kepada mereka, ayat Quran ma yang paling mencakup?” perintah ‘Umar.
Jawab Abdullah,(“Barangsiapa mengerjakan kebaikan walaupun seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan walaupun seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya pula). (Al Zalzalah; 99:8).

“Tanyakan, ayat Al Qur’añ manakah yang memberi kabar takut?” perintah ‘Umar.
Jawab ‘Abdullah,(Pahala dari Allah bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong. dan tidak pula menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan kejahatan niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahaltn itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak pula penolong baginya selain Allah).” (An Nisa’; 4:123)
“Tanyakan pula, ayat Qur’an manakah yang memberikan harapan?” perintah ‘Umar.
(Katalahl Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah; sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).” (Az Zumar; 39:53), jawab ‘Abdullah.

Kata ‘Umar, “Tanyakan! Adakah dalam kafilah kalian ‘Abdullah bin Mas’ud?”Jawab mereka,
“Ya, ada!!”‘Abdullah bin Mas’ud bukan hanya sekedar Qari (ahli baca) terbaik, atau seorang yang sangat ‘alim, atau seorang ‘abid yang sangat zuhud, tetapi dia juga seorang pemberani, kuat dan teliti. Bahkan dia seorang pejuang (mujahid) terkemuka. Dia tercatat sebagai muslim pertama yang mengumandangkan Al Qur’an dengan suara merdu dan lantang.
Pada suatu hari para sahabat Rasulullah berkumpul di Makkah: Kata mereka, ‘Demi Allah! Kaum Quraisy belum pernah mendengar ayat-ayat Qur’an kita baca di hadapan mereka dengan suara keras. Siapa kira-kira yang dapat membacakannya kepada mereka?

”Jawab ‘Abdullah,”Saya sanggup membacakannya di hadapan mereka dengan suara keras.”Kata mereka, “Tidak Jangan kamu! Kami kuatir kalau kamu yang membacakannya. Hendaknya seorang yang mempunyai famili, yang dapat membela dan melindunginya dari penganiayaan kaum Quraisy

“Biarlah saya saja Allah pasti melindungi saya!” jawab ‘Abdullah tak gentar.Besok pagi kira-kira waktu dhuha, ketika kaum Quraisy sedang duduk-duduk sekitar Ka’bah, ‘Abdullah bin Mas’ud berdiri di Maqam Ibrahim, la1u dengan suara lantang dan merdu dibacanya Al Qur ‘an:Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Tuhan yang Maha PernurahYang mengajarkan Al Qur’an..Yang menciptakan manusia Yang mengajarkannya pandai berbicara ) (Ar Rah man: 1 — 4).

Bacaan ‘Abdullah yang merdu dan lantang itu kedengaran oleh kaum Quraisy di sekitar Ka’bah. Mereka terkesima merenungkannya. Kemudian mereka bertanya sesamanya, “Apakah yang dibaca Ibnu Ummi ‘Abd (‘Abdullah bin Mas’ud)?”“Sialan dia! Dia membaca ayat-ayat yang dibawa Si Muhammad!” kata mereka setelah sadar.Lalu mereka berdiri serentak dan memukuli ‘Abdullah. Tetapi ‘Abdullah terus saja membaca sampai habis. Kemudian ‘Abdullah pulang menemui para sahabat dengan muka babak beIur dan berdarah.“Inilah yang kami kuatirkan terhadapmu!” kata para sahabat kepada ‘Abdullah.

Jawab ‘Abdullah “Demi Allah! Bahkan sekarang musuh-musuh Allah itu tambah kecil di mata saya. Jika Anda menghendaki: besok pagi akan saya baca pula di hadapan mereka.“Jangan! sudah cukup dahulu! Bukankah engkau sudah memperdengarkan kepada mereka ayat-ayat yang sangat mereka benci?” jawab mereka.

‘Abdullah bin Mas’ud hidup sampai zaman Khalifah ‘Utsman bin Affan memerintah. Ketika ‘Abdulah hampir meninggal, Khalifah ‘Utsman datang menjenguknya.“Sakit yang engkau rasakan, hai ‘Abdullah?” tanya Khalifah

“Dosa-dosaku,” jawab ‘Abdullah.“Apa yang engkau inginkan?” tanya ‘Utsman.“Rahmat tuhanku,” jawab Abdullah. “Tidalkkah engkau ingin supaya kusuruh orang membawakan gaji-gajimu yang tidak pernah engkau ambil selama beberapa tahun?” tanya ‘Utsman.

“Saya tidak membutuhkannya,” jawab ‘Abdullah.
“Bukankah engkau mempunyai anak-anak yang harus hidup layak sepeninggal engkau?” kata ‘Utsman.
“Saya tidak kuatir anak-anak saya akan hidup miskin. Saya menyuruh mereka membaca surat Al Waqi ‘ah setiap malam. Karana saya mendengar Rasulullah bersabda, “sesiapa membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kemiskinan selama-lamanya.

”Pada suatu malam, ‘Abdullah bin Mas’ud pergi menemui Tuhannya dengan tenang. Lidahnya basah dengan dzikruilah, membaca ayat-ayat suci Al Qur’an. Dia telah berpulang ke rahmatullah.Radhiyallahu ‘anhu.

Senin, 26 Mei 2008

Kepribadian Abdullah bin Mas'ud

Abdullah bin Mas’ud termasuk dalam golongan pertama yang masuk islam (as-sabiquna al awalun) urutan ke-6 dari para sahabat Rasulullah dan ia termasuk pula sebagai orang yang hijrah ke Habasyah yaitu hijrah pertama kali dalam islam.

Cerita tentang masuknya Abdulah bin Mas’ud ke dalam islam, beliau berkata, ” Adalah aku menggembala kambing kepunyan ‘Uqbah abi Mu’ith. Tiba-tiba berlalu Rasulullah bersama abu Bakar. Kemudian rasulullah bertanya, “Ya Ghulam (anak kecil), apakah ada susu di kambing ini ?

Kepribadian beliau :

Beliau adalah sahabat Rasulullah yang berbadan kurus, pendek, besar perutnya serta keciil kedua betisnya. akan tetapi ia sangat lembut, sabar dan cerdik. Abdullah termasuk ulama pandai, sehingga dikatakan sebagai al-imam al-Hibr (pemimpin yang alim, yang shalih). Faqihu al-Ummah (Fakihnya ummat). Ia termasuk bangsawan mulia, termasuk sebaik-baik manusia dalam berpakaian putih.

Ilmunya beliau melimpah ruah. Ibnu Numair pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Ambillah Al-Qur’an dari empat sahabat. Beliau memulai dengan menyebut Ibnu Ummi ‘Abd (Ibnu Mas’ud), Mu’adz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab dan Salim budak Abu Hudaifah.”

Beliau adalah sahabat yang senang dengan ilmu, baik menimba ilmu atau mengamalkannya. Sehingga dinyatakan, bahwa di awal keislamannya, yang dinginkan adalah diajari Al-Qur’an. Sehingga dalam suatau pertemuan dengan Rasuullah berkat kecemerlangan akalnya lansung bisa menimba ilmu dari lisan Rasulullah sebanyak 70 ayat. Karena senangnya terhadap ilmu, bahwa orang yang pertama kali men-jahr-kan Al-Qur’an di Makkah setelah rasulullah adalah Ibnu Mas’ud. Dan orang yang pertama kali membaca dari lubuk hatinya adalah Abdulah bin Mas’ud.

Sesungguhnya Rasululah pernah berjalan dengan Ibnu Mas’ud, sedang Ibnu Mas’ud membaca ayat satu huruf-satu huruf. Maka beliau bersabda, ” Barang siapa senang membaca Al-Qur’an dengan cara yang baik (merendahkan diri) sebagaimana diturunkan maka dengarkanlah bacaan Ibnu Mas’ud.

Dan masih banyak riwayat yang lain tentang pujian Rasulullah terhadap Ibnu Mas’ud.

Keistimewaan beliau

antara lain :

· Hudzaifah berkata, “Sungguh orang-orang pilihan (yang terjaga) dari para sahabat, mereka mengetahui bahwa Abdullah bin Mas’ud adalah termasuk sahabat yang lebih dekat dengan Nabi di sisi Allah, wasilahnya besok di hari kiamat.” (HR.Hakim)

· Rasulullah bersabda, ” Aku ridha terhadap ummatku terhadap sesuatu yang diridhai Ibnu Umi ‘abd (Ibnu Mas’ud). Dan aku marah terhadap sesuatu yang menjadian marahnya Ibnu Umi abd.” (HR.Thabrani)

· Kedua kaki Ibnu Mas’ud lebih berat dari gunung Uhud dalam timbangan hari kiamat. Dari Ali, ia berkata, ” Rasulullah menyuruh Ibnu Mas’ud memanjat pohon untuk mengambil sesuatu. Maka talkala para sahabat melihat dua betisnya yang kecil mereka tertawa. Kemudian Rasulullah bersabda, ” Apa yang kamu tertawakan ? Sungguh kaki Abdullah lebih berat daripada Gunung Uhud pada hari kiamat.” (HR.Ahmad)

· Beliau adalah pembwa siwak dan kedua sandal Rasulullah. Ia adalah sahabat yang membangunkan Rasulullah tatkala tidur dan mengambilkan wudlunya. Semua ini ia lakukan waktu safar.”

· Abdullah bin Mas’ud mendengar tasbihnya makanan.

· Beliau adalah sahabat yang menyerupai Nabi dalam hal ketenangan dan Wibawanya.

Keberanian beliau

Abdullah bin Mas’ud adalah sahabat yang paling dekat dengan Nabi. Ia masuk Islam sebelum masuknya Rasulullah ke Darul arqam. Ia ikut perang Badar, Uhud, Khandaq dan perang lainnya.

Semuanya dilakukan bersama Rasulullah. Pada prang Badar Rasulullah bersabda, ” siapa yang mau datang kepadaku dengan membawa kabar Abu Jahal ? ” Maka Abdullah bin Mas’ud menjawab, ” Saya ya rasulullah. “: lantas ia pergi. tiba-tiba dijumpai dua anak ‘Afra’ telah memukul abu Jahal sehingga pingsan. Keudian Abdullah menginjak leher Abu Jahal dengan kakiknya dan ditebasnya kepala Abu Jahal. Kepala Abu Jahal kemudian dibawa ke hadapan Rasulullah dan Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Ya Rasulullah inilah kepala Abu Jahal.’

Maka rasulullah bersabda,

” Allah yang tiada ilah kecuali Dia (3x). kemudian beliau melanjutkan,

Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah yang telah benar janji-Nya dan telah menolong Hamba-Nya, serta mengalahkan golongan-golongan. (Fathul Bari dan Zadul Ma’ad)

Wallahual'am bishawab.

Kamis, 22 Mei 2008

Taubat Palsu

Manusia tidak ada yang sempurna bebas dari dosa, kecuali nabi yang maksum (dijaga dari dosa).Ada dosa terang-terangan, dosa tersembunyi, dosa lahir dan dosa batin. Yang secara sadar maupun tidak telah kita perbuat. Kalau tidak dosa-dosa besar, kita terlibat dengan dosa-dosa kecil.

Alhamdulillah Allah memiliki sifat Arrahman dan Arrahim yang menerima taubat manusia. Allah pernah berseru irjiillaiyah (kembalilah pada Allah), dengan jiwa yang tenang, ini adalah tujuan kita. Apa cocok bila kita kembali membawa dosa???

Manusia sudah hidup di dunia dengan miliaran umat dari dahulu. Saya belum lama di ceritanan bahwa bangsa Yahudi terdahulu membunuh dirinya sebagai syarat untuk bertaubat dari dosa besar. Mereka keluar di malam yang gelap, di tempat yang sunyi dan menikam diri mereka hingga mati. Mati itulah syarat taubat mereka diterima Tuhan. Beratttt.....


Rasulullah benar sebagai rahmat alam ini dengan membawa syarat taubat yang lebih mudah:
* Just Menyesal.
* Just berhenti berbuat maksiat.
* Hanya berjanji tidak mengulangi.
* Bila dosa melibatkan orang lain, minta maaplah.
* Bila berhutang bayarlah.

Walaupun taubat itu mudah, di pintu taubat itulah iblis menunggu untuk menipu kita supaya taubat kita tidak diterima Tuhan. Dia selalu berusaha supaya taubat kita bukan sahaja tidak diterima Tuhan malahan akan menjauhkan lagi kita dengan Tuhan. Apabila kita bertaubat dengan penuh penyesalan, digalakkannya lagi dan didorong-dorongnya hingga kita terasa di hati kita yang dosa kita telah terhapus. Hingga kita terasa sudah tidak berdosa lagi. Hingga kita terasa diri sudah bersih dan suci dari dosa. Rasa tenang, rasa aman dan rasa selamat dengan taubat kita itu hingga hati kita berkata-kata:

Dah taubat, hilang beban,


Namun kita mnelakukan taubat dari satu dosa tetapi kita terjerumus dalam dosa lain yang lebih berat lagi.
Kerana rasa tidak berdosa itu adalah satu dosa.

Rasa diri bersih dan suci dari dosa itu satu mazmumah. Ini dosa batin namanya. Dosa hati. Dosa lahir tidak bahaya kerana mudah kita sedar dan kita tahu. Oleh itu tidak ada masalah untuk bertaubat. Tetapi dosa hati sangat halus dan tersembunyi. Jarang manusia sedar bila terbuat dosa hati. Jarang mereka bertaubat dari dosa-dosa batin ini. Akhirnya mereka mati membawa dosa-dosa tersebut tanpa bertaubat. Ini ghurur namanya. Ini tipuan syaitan.

Kamis, 15 Mei 2008

"Percayalah hanya pada Allah"


Allah menjaga Bait-Nya.
Allah yang menjaga mahluknya.
Allah penjaga orang beriman.

ga usah takut BBM naik.
Jangan risau inflasi dan rakyat miskin bertambah.

Yang penting engkau beriman.
Jaga dirimu dan keluarga mu laka Allah.